Kisah ini sebagian besar menceritakan sebuah perjuangan Bratasena mencari ilmu dan kekuatan. Dari kisahnya kita bisa memetik hikmah yang ada dalam cerita itu, betapa sulitnya sebuah perjalanan dalam mencari ilmu dan amanat yang di berikan kepada kita betapa sulitnya kita gapai dan ada saja halangannya. Berikut ini adalah Bhava-Rasa yang ada dalam cerita itu: 1.Rati adalah kenikmatan Saat Bratasena masuk kedalam samudra atau ke dasar laut mencari Tirta Pawitra. 2.Hasa adalah humor Saat punakawan menghadap ramanya, mereka di ajarkan tentang mencari ilmu. 3.Soka adalah kesedihan Sang ibu sepertinya tidak merelakan Bratasena pergi dalam perjuangannya mencari ilmu dan kekuatan. 4.Krodha adalah kemarahan Sengkuni mengetahui bahwa Bratasena sedang pergi bersama Resi Drona. Dalam pertemuan itu, Resi Drona menyuruh/memberikan saran kepada Werkudara untuk mencari Pohon Gung Susuhing Angin yang berada di kawah Candradimuka. Tidak lama kemudian, Werkudara langsung berangkat, dan pada saat itu juga Sengkuni, tahu dan bertanya kepada Drona tentang apa yang diperintahkannya kepada Werkudara. Drona menjawab kepada Sengkuni, bahwa ia memerintahkan kepada Werkudara supaya mencari Pohon Gung Susuhing Angin. Dronapun mengatakan bahwa ia telah menjerumuskan Bratasena.
5.Utsaha adalah keberanian Saat Resi Drona memerintahkan supaya mencari air kesucian (Tirta Pawitra) yang berada di dalam samudra minangkalbu. Bratasena pun langsung berangkat. Bratasena meminta ijin kepada ibunya, Kunthi, untuk mencari air tersebut, tetapi oleh ibunya dihalangi. Dengan tekad yang kuat, Bratasena tidak menghiraukan perkataan ibunya. 6.Bhaya adalah ketakutan Saat Permadi bertemu dengan Drona menanyakan keberadaan Bratasena, dan sesuai dengan janji Drona, bahwa jika sampai tengah hari Bratasena belum kembali, Drona akan menyusulnya. Berangkatlah Drona mencari Bratasena yang pada akhirnya ditemukan di laut. Setelah itu, Dronapun berbicara dengan keponakannya di dasar laut. Ia berjanji bahwa ia akan melakukan apa saja untuk menjaga Bratasena. 7.Vismaya adalah keheranan Saat Werkudara memporak – porandakan hutan dan tiba – tiba dihadang oleh dua raksasa, kemudian mereka berperang, dan pada akhirnya kedua raksasa itu berubah wujud menjadi Batara Indra dan Batara Bayu. Kedua Bathara itupun mengucapkan terima kasih kepada Werkudara. Werkudara bertanya kepada kedua raksasa itu, apa maksud dari ucapan terima kasih tersebut, kemudian kedua raksasa itu menjawab bahwa itu hanya sebagai perumpamaan bahwa, sesuatu yang jahat dapat dikalahkan oleh ketulusan hati dan beribadah/doa. 8.Dirveda adalah ketegangan Saat Bratasena masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci.
Dalang : Ki Mantep Sudharsana
BalasHapusJudul : Dewa Ruci
Kisah ini sebagian besar menceritakan sebuah perjuangan Bratasena mencari ilmu dan kekuatan. Dari kisahnya kita bisa memetik hikmah yang ada dalam cerita itu, betapa sulitnya sebuah perjalanan dalam mencari ilmu dan amanat yang di berikan kepada kita betapa sulitnya kita gapai dan ada saja halangannya.
Berikut ini adalah Bhava-Rasa yang ada dalam cerita itu:
1.Rati adalah kenikmatan
Saat Bratasena masuk kedalam samudra atau ke dasar laut mencari Tirta Pawitra.
2.Hasa adalah humor
Saat punakawan menghadap ramanya, mereka di ajarkan tentang mencari ilmu.
3.Soka adalah kesedihan
Sang ibu sepertinya tidak merelakan Bratasena pergi dalam perjuangannya mencari ilmu dan kekuatan.
4.Krodha adalah kemarahan
Sengkuni mengetahui bahwa Bratasena sedang pergi bersama Resi Drona. Dalam pertemuan itu, Resi Drona menyuruh/memberikan saran kepada Werkudara untuk mencari Pohon Gung Susuhing Angin yang berada di kawah Candradimuka. Tidak lama kemudian, Werkudara langsung berangkat, dan pada saat itu juga Sengkuni, tahu dan bertanya kepada Drona tentang apa yang diperintahkannya kepada Werkudara. Drona menjawab kepada Sengkuni, bahwa ia memerintahkan kepada Werkudara supaya mencari Pohon Gung Susuhing Angin. Dronapun mengatakan bahwa ia telah menjerumuskan Bratasena.
5.Utsaha adalah keberanian
Saat Resi Drona memerintahkan supaya mencari air kesucian (Tirta Pawitra) yang berada di dalam samudra minangkalbu. Bratasena pun langsung berangkat.
Bratasena meminta ijin kepada ibunya, Kunthi, untuk mencari air tersebut, tetapi oleh ibunya dihalangi. Dengan tekad yang kuat, Bratasena tidak menghiraukan perkataan ibunya.
6.Bhaya adalah ketakutan
Saat Permadi bertemu dengan Drona menanyakan keberadaan Bratasena, dan sesuai dengan janji Drona, bahwa jika sampai tengah hari Bratasena belum kembali, Drona akan menyusulnya. Berangkatlah Drona mencari Bratasena yang pada akhirnya ditemukan di laut. Setelah itu, Dronapun berbicara dengan keponakannya di dasar laut. Ia berjanji bahwa ia akan melakukan apa saja untuk menjaga Bratasena.
7.Vismaya adalah keheranan
Saat Werkudara memporak – porandakan hutan dan tiba – tiba dihadang oleh dua raksasa, kemudian mereka berperang, dan pada akhirnya kedua raksasa itu berubah wujud menjadi Batara Indra dan Batara Bayu. Kedua Bathara itupun mengucapkan terima kasih kepada Werkudara. Werkudara bertanya kepada kedua raksasa itu, apa maksud dari ucapan terima kasih tersebut, kemudian kedua raksasa itu menjawab bahwa itu hanya sebagai perumpamaan bahwa, sesuatu yang jahat dapat dikalahkan oleh ketulusan hati dan beribadah/doa.
8.Dirveda adalah ketegangan
Saat Bratasena masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci.